Sepasang Rumah Adat Sumba, Ratenggaro, Kodi, SBD |
Ratenggaro atau Rategaura adalah salah satu kampung tua di wilayah Kodi. Kini kampung itu dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata, selain rumah-rumah adat yang berbentuk menara, kampung itu pun terletak dekat dengan pantai yang begitu indah dengan pasir putihnya. Dulunya kata teman saya, kampung mereka berada tepat dipinggir pantai, namun karena pengaruh abrasi, maka kampung itu pun dipindahkan agak kedalam. Itu pun katanya melalui prosesi dan upacara adat yang luar biasa ramainya. Makanya jangan heran melihat kuburan batu yang pas di pinggir pantai, ternyata dulu itu adalah bekas kampung.
Kerangka Rumah Adat dari Bambu dan Kayu Bulat |
Rumah adat bisa dikatakan sebagai sentral kehidupan orang Sumba, segala hal yang terkait dengan adat biasanya akan dikonsultasikan kepada tokoh adat dan kepercayaan “Marapu” yang biasanya tinggal di salah satu rumah di kampung adat seperti Ratenggaro ini. Rumah adat Sumba biasanya berbeda dengan rumah biasa. Berbentuk menara, dan disana biasanya ada tanduk kerbau di simpan juga tengkorak babi yang pernah dikorbankan saat upacara. Bahkan konon dahulu kala, kepala musuh yang berhasil dipenggal saat perang juga disimpan di langit-langit rumah adat. Hal yang tentunya tak akan lagi kita temukan sekarang.
Membangun rumah adat baru ternyata bukan prosesi yang mudah. Semuanya harus melewati serangkaian upacara yang rumit. Bahkan menyiapkan bahan-bahan bangunan untuk rumah itu pun tidak boleh sembarangan. Rumah menara setinggi 20 meter ini umumnya terbuat dari bambu bulat dengan tiang penyanggah yang juga terbuat dari kayu bulat. Orang-orang lokal menyebutnya “kayu kadimbil” berusia tua. Atapnya tak boleh dari bahan lain selain alang-alang.
Gotong Royong Mengatapi Rumah |
Saat saya berkunjung, ada dua rumah adat yang hendak dibangun. Katanya ada donatur dari Jakarta yang berbaik hati membiayai pembangunan rumah itu. Sepasang rumah, dianggap sebagai representasi laki-laki dan perempuan. Kalau ditaksir bisa jadi memakan biaya puluhan hingga ratusan juta rupiah untuk setiap rumah lengkap dengan kerbau dan babi yang akan dipotong untuk memberi makan para pekerja dan anggota keluarga dari rumpun kampung itu yang datang berkunjung.
Beberapa Orang Membantu Melemparkan Alang |
Salah Satu Hewan yang Akan Dikurbankan |
Uniknya, sebelum seluruh rumah adat itu diatapi, orang tak boleh makan, hewan belum boleh dipotong, hanya boleh minum kopi yang telah disediakan tuan rumah. Bukan cuma untuk pekerja namun untuk seluruh orang dan tamu yang hadir di tempat itu. Saat saya meninggalkan pembuatan rumah itu sore hari, rumah belum juga diatapi, jadi mungkin mereka makan sore atau malam harinya.
Menarik mendapat kesempatan menyaksikan pembuatan salah satu rumah adat Sumba ini, kata teman saya rumah yang satunya akan mulai diatapi dengan upacara serupa awal November nanti. Jika saat itu anda kebetulan di sumba, tak ada salahnya berkunjung dan menyaksikannnya secara langsung. Salam dari Sumba.
Menarik mendapat kesempatan menyaksikan pembuatan salah satu rumah adat Sumba ini, kata teman saya rumah yang satunya akan mulai diatapi dengan upacara serupa awal November nanti. Jika saat itu anda kebetulan di sumba, tak ada salahnya berkunjung dan menyaksikannnya secara langsung. Salam dari Sumba.
sumber: http://sosbud.kompasiana.com/2011/10/25/mengintip-pembuatan-rumah-adat-sumba/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar