Berita Sumba - Dua kelompok itu saling memegang tombak kayu berdiameter sekitar 1,5 centimeter dengan ujung yang tumpul. Setiap kelompok yang terdiri sekitar 100 orang itu memiliki satu peraturan 'perang.'Yakni, mereka yang telah jatuh, dilarang untuk diserang.
Itulah sekelumit laga dalam Perang Pasola, ritual adat masyarakat Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, untuk meminta restu Yang Maha Kuasa agar mendapat hasil panen yang baik.
Ritual ini merupakan bagian dari keyakinan warga Sumba penganut agama asli yang disebut Marapi. Ini merupakan ritual tak terpisahkan setiap tahun yang berlangsung sekitar bulan Februari atau Maret.
Mengapa ritual ini digunakan untuk memanjatkan agar hasil panen dapat melimpah? Dalam setiap tombakan yang mengenai lawan, darah akan bercucuran dari korban. Darah yang menetes itulah diyakini bisa menyuburkan tanah dan bermanfaat untuk panen.
Pasola sendiri berasal dari kata Sola atau berarti kayu. Dengan mendapat awalan 'Pa' kata Pasola memiliki arti permainan ketangkasan yang menggunakan kayu seperti alat olahraga lembing.
Ritual turun-temurun yang terus digelar dengan baik ini juga menjadi alat perekat bagi warga Sumba.
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar